MAKALAH
BIOLOGI
FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI
PERKECAMBAHAN
[Date]
Di Susun OLeh :
1. Agung Putra
2. Dyoza Firdaus
3. Ichwan Candra
4. Mulia perry
Kelas : XII IPA 1
Tahun Pelajaran 2013-2014
KAJIAN PUSTAKA
Perbedaan ciri morfologi dan anatomi antara
monokotil dan dikotil terletak pada: 1) Monokotil memiliki lembaga dengan satu
daun lembaga, ketika berkecambah biji tidak membelah. Sedangkan pada dikotil,
memiliki lembaga dengan dua daun lembaga, ketika berkecambah biji akan membelah
menjadi dua. 2) Pada monokotil, bentuk akar serabut dan tidak berkambium, ujung
akar dilindungi oleh akar lembaga (koleorhiza). Sedangkan pada dikotil bentuk
akar tunggang dan berkambium, ujung akar tidak memiliki pelindung. 3) Batang
monokotil tidak bercabang, berbuku-buku dengan ruas tampak jelas, dan tidak
berkambium. Sedangkan pada dikotil batang bercabang, berbuku-buku dengan ruas
tidak jelas, dan berkambium sehingga dapat tumbuh membesar. 4) Daun monokotil
tunggal berpelepah, bertulang daun sejajar atau melengkung. Sedangkan dikotil
daun tunggal atau majemuk, bertulang daun menyirip atau menjari. 4) Bunga
monokotil berkelipatan 3. Sedangkan dikotil berkelipatan 2, 4 atau 5
Monokotil termasuk tanaman seperti rumput,
bunga lili, dan pohon palem. Dikotil meliputi sebagian besar pohon umum (dengan
pengecualian pohon besar-kerucut), serta bunga dan tanaman. Salah satu
perbedaan utama antara dua kelompok ini dalam biji. Monokotil hanya memiliki
satu kotiledon (A), sedangkan dikotil memiliki dua kotiledon. Kotiledon adalah
daun embrio yang mengembang selama pengembangan benih dan terakumulasi atau
gudang nutrisi yang mendukung perkecambahan atau untuk tumbuh setelah
perkecambahan. Pada monokotil, endosperma (B) berperan sebagai cadangan makanan
hasil perkembangan kotiledon, sementara di dikotil, endosperma layu
(menghilang) (Alcamo 2005).
Ciri-Ciri Monokotil dan Dikotil. Pada tumbuhan
kelas / tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu
tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil /
monocotyledonae dan tumbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan
dikotil / dicotyledonae. Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil hanya dapat
ditemukan pada tumbuhan subdivisi angiospermae karena memiliki bunga yang
sesungguhnya (Anonim 2012).
Alat dan Bahan :
·
Biji Jagung
·
Kacang Tanah
·
Kacang Hijau
·
Buncis
·
Biji kedelai
·
Silet
PROSEDUR KERJA
1. Amatilah
beberapa biji dikotil (misalnya kacang tanah ,kedelai ,kacang hijau, dan buncis).
3. Selanjutnya
,amati juga biji jagung (atau tanaman monoktil lainnya), Gambarlah , dan
buatlah laporan pengamatan
HASIL :
Nama Biji
|
Tipe Biji
|
Struktur
|
Biji Jagung
|
Monokotil
|
Bila
biji jagung di belah memiliki epikotil,hpokotil,kotiledon,kulit biji,radikula
|
Kacang Tanah
|
Dikotil
|
Bila
biji jagung di belah memiliki epikotil,hpokotil,kotiledon,kulit biji,radikula
|
Biji Kedelai
|
Dikotil
|
Jenis biji : Dikotil
Tipe bibit: Epigeal Radikula: calon akar
Kotiledon: cadangan makanan
Plumula: calon daun atau pucuk
Kulit biji: melindungi biji
|
Kacang
Hijau
|
Dikotil
|
|
Buncis
|
Dikoti;
|
PEMBAHASAAN :
Praktikum kali ini mengamati struktur biji
Perbedaan struktur biji pada tanaman dikotil dan monokotil adalah pada tanaman
dikotil, plumula dan kotiledon tumbuh membesar dan memanjang hingga muncul ke
permukaan tanah. Sedangkan pada tanaman monokotil plumula terlebih dahulu
menembus koleoptil sebelum melanjutkan pertumbuhannya. Sehingga Nampak saat
perkecambahan, pada biji dikotil kotiledon akan terangkat ke permukaan tanah.
sedangkan pada monokotil, kotiledon akan tetap tinggal di dalam tanah.
Jagung merupakan jenis biji monokotil
dan memiliki tipe bibit hypogeal. Saat masih utuh biji jagung berbentuk bulat
dengan pangkal lancip dan bagian tengah cekung serta berwarna orange dibagian
samping dan putih di bagian yang cekung. Ketika dipotong melintang biji
berbentuk bulat lonjong dan terdapat bagian yang bersekat-sekat serta suatu
bulatan. Namun ketika dipotong membujur
biji berbentuk oval lonjong, dengan ujung cekung dan bagian pangkal lancip
danserta nampak bagian-bagian seperti radikula, skutellum, plumula dan kulit
biji. Fungsi dari bagian-bagian tersebut
adalah: 1) Radikula, yang berfungsi sebagai calon akar. 2) Skutellum, berfungsi
sebagai cadangan makanan yang digunakan saat perkecambahan. 3) Plumula,
berfungsi sebagai calon daun atau pucuk. 4) Kulit biji, berfungsi melindungi
biji dari kerusakan mekanis, serangan penyakit dan kekeringan. 5) Endosperma,
berfungsi sebagai cadangan makanan. Pada biji jagung, kulit biji lebih tebal
dan mengeras serta berwarna orange. Biji jagung tidak dapat dipisah, hal
tersebut menunjukkan bahwa biji jagung termasuk dalam golongan biji monokotil.
Kedelai
merupakan jenis biji dikotil, dengan tipe perkecambahan epigeal. Saat masih
utuh biji kedelai berbentuk seperti ginjal manusia. Ketika biji dipotong
melintang biji berbentuk bulat lonjong dengan ujung terdapat benjolan dan
bagian tengah berongga sempit serta memanjang.
dan nampakplumula, kotiledon dan radikula. Biji kacang tanah memiliki
kulit biji yang tipis dan berwarna cream agak keemasan sedangkan biji kedelai
sendiri berwarna cream. Bagian-bagian dari biji kedelai adalah: 1) Radikula,
yang berfungsi sebagai calon akar. 2) Kotiledon, berfungsi sebagai cadangan
makanan yang digunakan saat perkecambahan. 3) Plumula, berfungsi sebagai calon
daun atau pucuk. 4) Kulit biji, berfungsi melindungi biji dari kerusakan
mekanis, serangan penyakit dan kekeringan. Biji kedelai dapat dipisah menjadi
dua keping, hal tersebut menunjukkan bahwa biji kedelai merupakan bagian dari
biji dikotil.
KESIMPULAN
Berdasarkan
praktikum yang telah dilaksanakan dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut:
a. Biji dari tanaman pangan yang tergolong
dalam golongan biji monokotil adalah jagung, sedangkan biji tanaman pangan yang
tergolong dalam golongan biji dikotil adalah kedelai dan kacang tanah.
b. Struktur dari biji monokotil adalah
radikula, plumula, skutellum dan kulit biji, sedangkan struktur biji dikotil
adalah radikula, plumula, kotiledon dan kulit biji.
c. Kotiledon dan skutellum berfungsi
sebagai cadangan makanan, plumula berfungsi sebagai calon daun/pucuk, sedangkan
radikula berfungsi sebagai calon akar.
DAFTAR PUSTAKA :
Sudjadi,
B dan Laila, Siti. 2007. BIOLOGI 3A Sains dalam kehidupan. Surabaya
:Yudhistira.
LAMPIRAN


Kegiatan 1.2
Faktor Lingkungan yang Memengaruhi
Perkecambahan
Tujuan
Mengetahui pengaruh factor
lingkungan tertentu terhadap perkecambahan melalui metode ilmiah.
PUSTAKA
:
Proses perkecambahan merupakan tahap awal dari proses
terbentuknya individu baru pada tumbuhan berbiji (Susilowarno,dkk, 2007).
Gejala awal dari perkecambahan biasanya terlihat dari pembengkakan radikula
yang menyebabkan kulit biji robek dan kecambah mulai tumbuh. Perkecambahan juga
melalui proses dormansi, dimana dormansi adalah fase biji beristirahat dan
tidak melakukan aktivitas apapun.
Walaupun dormansi benih merupakan sifat alami untuk dapat bertahan hidup atau
untuk pelestarian spesiesnya, tetapi sifat dormansi tersebut dapat mengganggu
pelaksanaan kegiatan dalam pesemaian dan pembibitan (Mustika, dkk. 2010).
Menurut Abidin 1993 dalam Husain dan Tuiyo (2012) Dormansi terjadi
disebabkan oleh faktor luar (eksternal) dan faktor dalam (internal).
Faktor-faktor yang menyebabkan dormansi pada biji adalah tidak sempurnanya embrio
(rudimetery embrio), embrio yang belum matang secara fisiologis, kulit
biji yang tebal (tahan terhadap gerakan mekanis), kulit biji impermeable, dan
adanya zat penghambat (inhibitor) untuk perkecambahan (setiowati dan deswaty,
2007). Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam dan faktor
eksternal berasal dari luar.
Menurut Susilowarno, dkk (2007) Berdasarkan faktor-faktor
yang menstimulasi perkecambahan dapat disimpulkan bahwa air, suhu, oksigen, dan
kelembaban sebagai faktor eksternal, sementara enzim dan hormon sebagai faktor
internal mempengaruhi kecepatan perkecambahan. Kecepatan perkecambahan
dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan seperti tanah dan iklim
mikro. Faktor genetik terutama struktur kandungan cadangan makanan yang
terdapat dalam benih seperti karbohidrat, protein, lemak dan hormon pengatur
tumbuh (Siregar, 2010).
Cara
Kerja
1.
Carilah informasi (misalnya dengan studi pustaka) tentang faktor-faktor
lingkungan yang memengaruhi proses perkecambahan.
2.
pilihlah salah satu faktor dan tulislah sebuah rumusan masalah yang akan kamu
teliti.
Contoh: Apakah suhu berpengaruh pada proses
perkecambahan biji tanaman dikotil (biji kacang hijau atau kedelai)?
3.
Tulislah tujuan penelitian.
4.
Tulislah hipotesis dari penelitianmu.
5.
Rencanakan percobaan secara berkelompok.
Tentukan:
a) Variabel
penelitian
b) Alat dan
bahan yang akan dilakukan sebagai perlakuan
c) Tabel
untuk mencatat data hasil percobaan
d) Rencana
analisis data dan kesimpulan
6. Lakukan penelitian, carilah data
dan lakukan analisis, kemudian buatlah kesimpulan.
7.Buatlah laporan penelitian.
HASIL :
v Faktor-faktor yang
mempengaruhi Pertumbuhan pada tumbuhan
1. Faktor eksternal/lingkungan: faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:
•1.Air dan mineral
•2.Kelembaban.
•3.Suhu
•4.Cahaya
2. Faktor internal : faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Pengaruh Cahaya pada pertumbuhan Tumbuhan
Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat
(inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, proses perkecambahan yang diletaan di tempat yang gelap akan menyebabkan terjadinya
etiolasi.
1. Faktor eksternal/lingkungan: faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:
•1.Air dan mineral
•2.Kelembaban.
•3.Suhu
•4.Cahaya
2. Faktor internal : faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Pengaruh Cahaya pada pertumbuhan Tumbuhan
Cahaya bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya juga berperan dalam proses pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat
(inhibitor) pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, proses perkecambahan yang diletaan di tempat yang gelap akan menyebabkan terjadinya
etiolasi.
v Hipotesis
Ø Biji kacang hijau dapat tumbuh dengan baik apabila disimpan di tempat yang sedikit cahaya atau gelap dan pada ruangan dengan suhu hangat. Selain itu, air juga merupakan salah satu factor yang mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau.
Ø Biji kacang hijau tidak dapat tumbuh dengan baik apabila terjadi pencampuran Sodium hidroksida dengan larutan pirogalol dsertai kurangnya oksigen.
Ø Biji kacang hijau dapat tumbuh dengan baik apabila disimpan di tempat yang sedikit cahaya atau gelap dan pada ruangan dengan suhu hangat. Selain itu, air juga merupakan salah satu factor yang mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau.
Ø Biji kacang hijau tidak dapat tumbuh dengan baik apabila terjadi pencampuran Sodium hidroksida dengan larutan pirogalol dsertai kurangnya oksigen.
v Hasil Penelitian
Tabel Hasil Pengamatan
Kondisi Tabung
A B C D E
û ü ü ü üAir
ü ü ü û üHangat
ü û ü ü üOksigen
ü ü û û üCahaya
û û ü û üBiji Berkecambah
Berdasarkan penelitiaan yang telah dilakukan,
Pada tabung A
• Terjadi pertumbuhan 1 (satu) biji kacang hijau sebesar 2 mm di akhir penelitian
• biji kacang hijau mati
• biji kacang hijau tetap
• Warna air dan kapas tetap.
Pada tabung B
• Disimpan di tempat yang gelap dan dingin tidak terjadi pertumbuhan
• kondisi biji kacang hijau tetap segar dan terjadi penguapan.
• biji kacang hijau mengembang
• biji kacang hijau tetap
• Warna air normal dan warna kapas kehijau-hijauan di akhir penelitian
• Mungkin jika penelitian itu dilanjutkan biji kacang hijau akan membesar bahkan tumbuh.
Pada tabung C
• Pertumbuhan biji kacang hijau mengalami pertumbuhan dari hari ke harinya hingga mencapai lebih dari 8 cm.
• Semua bji tumbuh menjadi kecambah
• Warna kapas kekuning-kuningan
• Air habis
Pada tabung D
• Tidak terjadi pertumbuhan.
• Hari pertama 2 biji berubah warna kekuning-kuningan
• Hari kedua 3 biji berubah warna kekuning-kuningan
• Hari ketiga berubah jadi kecoklatan
• Hari terakhir air dan kacang beruah warna
• Hal ini disebabkan karena kekurangan oksigen dan campuran larutan Sodium hidroksida dan pirogalol. Biji kacang hijau tersebut dari hari ke hari mengalami perubahan warna sampai pada akhir penelitian menjadi kuning kecoklatan dan kondisi airnya pun berubah warna menjadi kuning kecoklatan seperti yang terjadi pada biji kacang hajau tersebut.
Pada tabung E,
• Kondisi biji kacang hijau tidak mengalami perubahan sedikit apa pun.
Tabel Hasil Pengamatan
Kondisi Tabung
A B C D E
û ü ü ü üAir
ü ü ü û üHangat
ü û ü ü üOksigen
ü ü û û üCahaya
û û ü û üBiji Berkecambah
Berdasarkan penelitiaan yang telah dilakukan,
Pada tabung A
• Terjadi pertumbuhan 1 (satu) biji kacang hijau sebesar 2 mm di akhir penelitian
• biji kacang hijau mati
• biji kacang hijau tetap
• Warna air dan kapas tetap.
Pada tabung B
• Disimpan di tempat yang gelap dan dingin tidak terjadi pertumbuhan
• kondisi biji kacang hijau tetap segar dan terjadi penguapan.
• biji kacang hijau mengembang
• biji kacang hijau tetap
• Warna air normal dan warna kapas kehijau-hijauan di akhir penelitian
• Mungkin jika penelitian itu dilanjutkan biji kacang hijau akan membesar bahkan tumbuh.
Pada tabung C
• Pertumbuhan biji kacang hijau mengalami pertumbuhan dari hari ke harinya hingga mencapai lebih dari 8 cm.
• Semua bji tumbuh menjadi kecambah
• Warna kapas kekuning-kuningan
• Air habis
Pada tabung D
• Tidak terjadi pertumbuhan.
• Hari pertama 2 biji berubah warna kekuning-kuningan
• Hari kedua 3 biji berubah warna kekuning-kuningan
• Hari ketiga berubah jadi kecoklatan
• Hari terakhir air dan kacang beruah warna
• Hal ini disebabkan karena kekurangan oksigen dan campuran larutan Sodium hidroksida dan pirogalol. Biji kacang hijau tersebut dari hari ke hari mengalami perubahan warna sampai pada akhir penelitian menjadi kuning kecoklatan dan kondisi airnya pun berubah warna menjadi kuning kecoklatan seperti yang terjadi pada biji kacang hajau tersebut.
Pada tabung E,
• Kondisi biji kacang hijau tidak mengalami perubahan sedikit apa pun.
v Pembahasan :
Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena jika auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme. Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormone yang banyak atau sedikit qita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap diantaranya :
Untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Banyak faktor yang mepengaruhi pertumbuhan di antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi. Menurut leteratur perkecambahan di pengaruhi oleh hormon auxin , jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok, hal itu disebabkan karena hormon auxin sangat peka terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auxin yang aktif secara merata ketika terkena cahaya. Sehingga di hasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas .
Faktor-faktor yang menyebabkan dormansi pada biji dapat dikelompokkan dalam: (a) faktor lingkungan eksternal, seperti cahaya, temperatur, dan air; (b) faktor internal, seperti kulit biji, kematangan embrio, adanya inhibitor, dan rendahnya zat perangsang tumbuh; (c) faktor waktu, yaitu waktu setelah pematangan, hilangnya inhibitor, dan sintesis zat perangsang tumbuh. Dormansi pada biji dapat dipatahkan dengan perlakuan mekanis, cahaya, temperatur, dan bahan kimia.
Proses perkecambahan dalam biji dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu proses perkecambahan fisiologis dan proses perkecambahan morfologis. Sedangkan dormansi yang terjadi pada tunas-tunas lateral merupakan pengaruh korelatif dimana ujung batang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bagian tumbuhan lainnya yang dikenal dengan dominansi apikal. Derajat dominansi apikal ditentukan oleh umur fisiologis tumbuhan tersebut.
Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena jika auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme. Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormone yang banyak atau sedikit qita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap diantaranya :
Untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap,tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari.
Banyak faktor yang mepengaruhi pertumbuhan di antaranya adalah faktor genetik untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan hormon. Untuk proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi. Menurut leteratur perkecambahan di pengaruhi oleh hormon auxin , jika melakukan perkecambahan di tempat yang gelap maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok, hal itu disebabkan karena hormon auxin sangat peka terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata. Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di sebabkan pengaruh hormon auxin yang aktif secara merata ketika terkena cahaya. Sehingga di hasilkan tumbuhan yang normal atau lurus menjulur ke atas .
Faktor-faktor yang menyebabkan dormansi pada biji dapat dikelompokkan dalam: (a) faktor lingkungan eksternal, seperti cahaya, temperatur, dan air; (b) faktor internal, seperti kulit biji, kematangan embrio, adanya inhibitor, dan rendahnya zat perangsang tumbuh; (c) faktor waktu, yaitu waktu setelah pematangan, hilangnya inhibitor, dan sintesis zat perangsang tumbuh. Dormansi pada biji dapat dipatahkan dengan perlakuan mekanis, cahaya, temperatur, dan bahan kimia.
Proses perkecambahan dalam biji dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu proses perkecambahan fisiologis dan proses perkecambahan morfologis. Sedangkan dormansi yang terjadi pada tunas-tunas lateral merupakan pengaruh korelatif dimana ujung batang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bagian tumbuhan lainnya yang dikenal dengan dominansi apikal. Derajat dominansi apikal ditentukan oleh umur fisiologis tumbuhan tersebut.
v KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau adalah :
1. Air
Berfungsi untuk melunakan kulit biji, melarutkan cadangan makanan, sarana transportasi makanan terlarut, dan hormone ke daerah meristematik (titik tumbuh) serta brsama dengan hormone membangun pemanjangan dan pengembangan sel.
2. Cahaya
Cahaya merupakan factor pengendali pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terutama berperan dalam proses berlangsungnya fotosintesis.
3. Suhu
Suhu berperan dalam mengontrol perkecambahan dan pertumbnuhan vegetatif. Sehubungan dengan perkecambahan proses imbibisi berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi.
5.2 Saran
1. Sebelum penanaman, terlebih dahulu dilakukan perendaman untuk memcah dormansi biji itu sendiri. Jadi sebaiknya perendaman lebih dimaksimalkan agar dapat berhasil memecahkan dormansi biji yang akan ditanam. Sehingga kesalahan pengamatan lebih dapat dimaksimalkan.
2. Memilih biji kacang yang masih segar sehingga dapat memaksimalkan hasil penelitian.
3. Kodisi kapas dan air harus steril
DAFTAR PUSTAKA
• Sudjadi, B dan Laila, Siti. 2007. BIOLOGI 3A Sains dalam kehidupan. Surabaya :Yudhistira.
5.1 Kesimpulan
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau adalah :
1. Air
Berfungsi untuk melunakan kulit biji, melarutkan cadangan makanan, sarana transportasi makanan terlarut, dan hormone ke daerah meristematik (titik tumbuh) serta brsama dengan hormone membangun pemanjangan dan pengembangan sel.
2. Cahaya
Cahaya merupakan factor pengendali pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terutama berperan dalam proses berlangsungnya fotosintesis.
3. Suhu
Suhu berperan dalam mengontrol perkecambahan dan pertumbnuhan vegetatif. Sehubungan dengan perkecambahan proses imbibisi berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi.
5.2 Saran
1. Sebelum penanaman, terlebih dahulu dilakukan perendaman untuk memcah dormansi biji itu sendiri. Jadi sebaiknya perendaman lebih dimaksimalkan agar dapat berhasil memecahkan dormansi biji yang akan ditanam. Sehingga kesalahan pengamatan lebih dapat dimaksimalkan.
2. Memilih biji kacang yang masih segar sehingga dapat memaksimalkan hasil penelitian.
3. Kodisi kapas dan air harus steril
DAFTAR PUSTAKA
• Sudjadi, B dan Laila, Siti. 2007. BIOLOGI 3A Sains dalam kehidupan. Surabaya :Yudhistira.